Desember 9, 2024

Warga Gendok Jati Kudus, Keluhkan Air Banjir Campur Limbat Berwarna Hitam Pekat

Banjir campur limbah

Banjir campur limbah

Warga Gendok Jati Kudus, Keluhkan Air Banjir Campur Limbat Berwarna Hitam Pekat

KUDUS, Radarmurianews.com – Warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, khususnya di Dukuh Gendok harus rela berada dalam kepungan air banjir bercampur limbah berwarna hitam pekat. Selain menimbulkan gatal-gatal baunya juga menyengat bak limbah pabrik pada umumnya.

“Saya mulai merasakan gatal-gatal akibat banjir campur limbah pabrik,” ungkap Purnomo warga Desa Jati Wetan ditemui di lokasi banjir, Kamis (4/2/2021).

Ia berharap permasalahan tersebut segera dituntaskan. Apalagi sumur warga yang menjadi penghidupan sehari-hari juga tercemar, tidak bisa dipakai memasak maupun mencuci.

Menindaklanjuti laporan ini, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus, H.M. Hartopo didampingi Plt. Kepala Dinas PUPR, Arief Budi Siswanto, Camat Jati, Andreas Wahyu, dan Kalakhar BPBD Kudus, Budi Waluyo, meninjau lokasi bencana pada Kamis (4/2/2021).

Hartopo mengatakan masih menunggu hasil lab untuk memastikan penyebab air banjir yang berwarna hitam dan berbau tersebut. Dijelaskan bahwa, Dinas PKPLH sedang meneliti sample air yang hasilnya dapat diketahui seminggu lagi. Maka dari itu, pihaknya belum dapat memberi keterangan lebih lanjut.

“Kita belum tau penyebabnya dari mana, untuk di sekitar sini yang terdekat adalah Pabrik Pura. Pabrik Pura pun sudah dikontrol terkait pengolahan limbah. Baru ada penelitian dari Dinas PKPLH, untuk hasil uji labnya tidak bisa segera, mungkin satu minggu keluar hasilnya,” ungkapnya.

Meski belum dapat dipastikan penyebabnya, Plt. Bupati menyampaikan bahwa PT. Pura telah ikut memberikan bantuan dalam penyedotan air banjir. Pemerintah daerah pun telah memaksimalkan penyedotan dan membuka pintu sodetan yang mengarah ke Sungai Wulan.

“Dalam hal ini pun, Pura merasa punya tanggung jawab walaupun belum bisa untuk justifikasi. Pura akan memberikan bantuan penyedotan air di sini. Dari pemerintah daerah sudah memaksimalkan dari pompa perdetik bisa 1200 liter. Pompa sodetan dari sini ke Sungai Wulan pun sudah kita buka,” jelasnya.

Usai meninjau Desa Jati Wetan, Hartopo beranjak ke Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu dan Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, untuk meninjau kondisi warga yang memilih bertahan di pengungsian. Pihaknya juga memastikan keberadaan dapur umum tetap aktif demi mencukupi kebutuhan pangan bagi warga korban banjir.

Views: 33