Gubernur Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa sudah tidak ada daerah di Provinsi Jawa Tengah yang berstatus zona merah COVID-19 pada minggu ke-39.
“Ada beberapa hal yang kami bahas dalam rapat rutin kali ini, pertama evaluasi mingguan tentang penyebaran COVID-19. Alhamdulillah datanya cukup bagus, pada pekan ke-39 hari ini, data kami menyebutkan tidak ada yang zona merah,” katanya di Semarang, Senin.
Menurut Ganjar, beberapa daerah yang sebelumnya berstatus zona merah sudah berangsur-angsur membaik, contohnya Kota Semarang yang penurunannya cukup bagus sehingga membuat daerah itu kini berwarna oranye, termasuk daerah-daerah lain yang sebelumnya mendapat perhatian, kini berangsur membaik.
“Namun ada beberapa daerah yang menjadi perhatian salah satunya Banyumas. Banyumas naik karena kemarin ada klaster pondok pesantren, sekarang kami bantu penanganannya, termasuk Kebumen yang juga kami bantu,” ujarnya.
Kendati demikian, Ganjar menyoroti terkait beberapa kejadian luar biasa di Jateng selama dua pekan terakhir, yakni kejadian konser musik dangdut di Kota Tegal, pengajian di Pekalongan dan Pemalang hingga terbaru lomba bola voli di Kabupaten Brebes menjadi perhatian banyak pihak.
“Saya minta yang seperti ini betul-betul ditunda dulu. Kami sampaikan dengan tegas, bahwa pemerintah saat ini betul-betul serius, akan kami lakukan tindakan tegas bahkan proses hukum apabila ada yang melanggar,” katanya.
Pemprov Jateng juga meminta semua masyarakat untuk saling menjaga dan menerapkan protokol kesehatan demi kebaikan bersama.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo membenarkan bahwa tidak ada daerah berstatus zona merah di Jateng pada pekan ke-39.
“Data kita, zona merahnya tidak ada. Kondisi saat ini, ada 14 daerah masuk kategori zona kuning dan 21 lainnya zona oranye. Ini suatu peningkatan, karena dua minggu sebelumnya ada enam daerah di Jateng yang tergolong zona merah, kemudian menurun dan sekarang tidak ada,” ujarnya.
Penurunan kasus COVID-19 di Jateng ini, lanjut dia, disebabkan beberapa faktor dan setidaknya ada 15 indikator yang dapat mempengaruhi daerah dalam hal zonasi antara lain, penurunan kasus penularan, kematian dan lainnya.
Yulianto menerangkan, penurunan kasus COVID-19 di Jateng saat ini, bahkan lebih dari 50 persen dibanding puncak penularan kasus yang terjadi pada minggu ke-36.Hal itu juga diikuti dengan penurunan angka kematian yang juga menurun dari puncaknya minggu ke-30 dan saat ini menurun drastis.
“Kalau perilaku masyarakat sudah membaik dan operasi yustisi terus dilakukan, maka ini akan terus membaik,” katanya.
Views: 9
More Stories
RMI PBNU Adakan Lomba Memperingati Hari Santri Tahun 2024, Ayo Buruan Daftar
Pamsimas, Program Pemenuhan Air Bersih di Desa Panjang
Danramil Bersama Babinsa Hadiri Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Perangkat Desa