Desember 9, 2024

Riduwan, Menyoroti Hasil Kerja KONI Kudus Yang Asal-Asalan

Kudus, radarmurianews.com – Rinduwan, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Kudus, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua KONI Kabupaten Kudus 2010-2014 dan 2014-2018 menilai kinerja di kepengurusan KONi saat ini.

Hal ini berdasarkan hasil POPDA tingkat provinsi Jawa Tengah yang digelar di Semarang beberapa waktu yang lalu.
Pada POPDA tersebut kabupaten Kudus berada di posisi ke-17 dengan memperoleh 4 medali emas , 8 medali perak dan 13 medali perunggu. Prestasi ini sangat lah menurun dari prestasi sebelumnya.

Menurut Riduwan, pengurus KONI harus memiliki jiwa olahraga sehingga bisa mendidik/menciptakan atlet-atlet yang tangguh, tidak asal-asalan.

“Harusnya pengurus olahraga yang punya jiwa dan gila olahraga, pasti ada prestasinya. Berbeda kalau pengurusnya asal-asalan, pasti tidak mungkin bisa dapat prestasi,” kata Rinduwan diruang Komisi A DPRD Kudus, pada Senin 08/07/2024.

Selanjutnya ia pun menceritakan, saat dirinya menjadi Ketua KONI, kontingen Kudus berhasil meraih posisi tiga besar dalam klasemen Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah XV di Solo pada tahun 2018. Saat itu, kontingen Kudus berhasil meraih 70 medali emas, 69 perak, dan 74 medali perunggu.

Namun prestasi itu pun tidak berhasil dipertahankan kontingen Kudus saat berlaga di Porprov XVI Pati Raya tahun 2023. Di mana Kudus berada di posisi ke-10 klasemen akhir dengan 28 medali emas, 27 medali perak, dan 67 medali perak.

Menanggapi prestasi yang semakin menurun itu, Rinduwan menyoroti kinerja pengurus KONI hingga Ketua masing-masing Pengkab Olahraga di Kudus.

Dirinya menilai, agar para atlet dari Kudus semakin berprestasi, harus diimbangi dengan pembinaan yang kuat.

Selain itu, pengurus maupun Ketua Pengkab, dikatakan Rinduwan harus diisi oleh mereka yang paham tentang olahraga. Sebab mereka sudah paham tentang apa yang harus dilakukan demi prestasi semakin baik.

“Kalau Ketua Pengkab atau pengurus mempunyai jiwa olahraga, pasti sewaktu-waktu dapat emas, karena memperhatikan pembinaan. Kalau sekadar asal-asalan, tidak mungkin dapat (medali),” terang Rinduwan saat ditemui pada Senin

Disinggung bagaimana caranya ia mampu membawa atlet Kudus berprestasi, Rinduwan menekankan bahwa kuncinya ada di pembinaan.

Sebelum kejuaraan dimulai, minimal sebulan sekali ia mengadakan rapat evaluasi. Mendekati harinya, evaluasi bahkan dilakukan seminggu sekali.

Selain evaluasi, dirinya juga memperhatikan ritme latihan para atlet, termasuk pola tidur hingga nutrisi yang masuk dalam tubuh melalui makanan yang dimakan.

“Jangan sebatas tongkrongan, tapi dibina betul-betul, diperhatikan betul-betul. Kudus itu gudangnya atlet, bahkan dulu paling banyak atlet dari Jateng yang mewakili ikut seleksi tingkat nasional itu dari Kudus,” terangnya.

Pihaknya pun menegaskan, pembinaan atlet itu tidak boleh berhenti, harus berkesinambungan.

“Harapan saya, mari bersama-sama bangun olahraga di Kudus. Komunikasi, koordinasi penting dilakukan, karena Kudus punya banyak atlet berprestasi,” pungkasnya. (mbar)

Views: 73