Kudus, radarmurianews.com – Penjabat (Pj.) Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie memuji peran PT Djarum dalam pelayanan KB. Hal ini dibuktikan dengan prestasi PT Djarum memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam pemasangan alat kontrasepsi implan atau KB implan secara serentak terbanyak kepada 1.327 akseptor atau karyawannya.
“Pencatatan rekor ini menjadi prestasi baik yang ditorehkan PT. Djarum dalam pelayanan kesehatan karyawan,” ucapnya usai menyaksikan penyerahan piagam MURI di PT. Djarum Brak SKT Karangbener, Selasa (16/7). Penyerahan dilakukan oleh Kepala Divisi MURI Semarang, Ari Andriani.
Sebagai informasi, pemasangan alat kontrasepsi yang serentak dilaksanakn pada lima titik. Di antaranya brak Jetak, brak Karangbener, brak Megawon 2, brak Pengkol, dan brak Tanjungkarang 1.
Hasan menyebut pelayanan KB adalah hasil kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Kudus, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jateng, dan perusahaan. Pihaknya menyampaikan pemasangan kontrasepsi yang dilakukan perusahaan sesuai program prioritas pemerintah pusat. Adanya perencanaan keluarga yang baik maka akan menghasilkan generasi mendatang yang baik pula.
“Tentu saja ini kerja sama yang baik antara stakeholder terkait. Program pelayanan KB juga selaras dengan program prioritas pemerintah pusat,” terangnya.
Pelayanan KB di perusahaan akan didukung lebih baik lagi oleh Pemkab Kudus. Pihaknya bersama BKKBN akan mengajak perusahaan lain di Kudus agar memiliki program serupa. Terutama bagi perusahaan yang memiliki banyak karyawan perempuan.
“Tahun depan kami akan merencanakan program serupa untuk perusahaan lain yang memiliki jumlah karyawan perempuan cukup banyak,” paparnya.
Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Sri Rahayu, juga mendukung pencapaian PT. Djarum. Dengan karyawan perempuan cukup banyak, pihaknya mendukung pelayanan kesehatan tindak lanjut yang lebih intensif. Menurut Sri, edukasi terkait pencegahan stunting tak hanya dengan program pemasangan alat kontrasepsi KB, tapi juga edukasi bagi perempuan agar menikah di atas usia 19 tahun untuk mencegah kelahiran bayi stunting.
“Kami juga menggalakkan sosialisasi terkait batas minimal menikah bagi perempuan untuk mencegah stunting pada anak. Sehingga kasus stunting di Kudus makin menurun,” jelasnya.
Sementara itu, Senior Manager Public Affairs PT Djarum, Purwono Nugroho menjelaskan pelaksanaan pelayanan KB tersebut adalah bentuk dukungan perusahaan mencegah stunting. Pihaknya menjelaskan perencanaan yang baik bisa memberikan perencanaan pola asuh, makanan, dan gizi yang baik bagi anak. Pihaknya mendukung kerja sama baik dengan Pemkab Kudus dan BKKBN.
“Program ini adalah bentuk dukungan kami dalam menurunkan angka kasus stunting di Kudus. Semoga kerja sama ini menberikan manfaat bagi masyarakat,” ucapnya. (*)
Views: 230
More Stories
Pelajar SMP Diperiksa Kandungan Karbon Monoksida, Cegah Merokok
Tim Relawan Saman’ani-Bellinda Pastikan Tetap Solid
Penjabat Bupati Kudus Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96