Kudus-Indonesia kini sudah mulai memasuki musim penghujan. Tak terkecuali di Kabupaten Kudus. Curah hujan dengan intensitas tinggi yang mulai terjadi di akhir bulan Oktober sampai November awal 2020 ini. Keadaan ini mengakibatkan lahan pertanian tergenang air. Keadaan cuaca seperti ini sering disebut La Nina. Banyak petani yang rugi, diantaranya petani jagung. Hal ini dikarenakan tanaman jagung milik petani yang tidak terlalu membutuhkan air menjadi puso.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus yang dipimpin Catur Sulistiyanto S.Sos MM sudah mewaspadai dampak dari la nina langsung turun ke lapangan.
Melalui BPP Kecamatan kota dan Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan melakukan monitoring lahan yang merupakan program bantuan kegiatan jagung hibrida APBD I tahun 2020 di poktan Gapoktan Tani Jaya kelurahan Mlatinorowito.
Hasilnya, tanaman berumur 65 sampai 85 hari setelah tanam (HST) tergenang sekira 10 meter. Dari sebelumnya saat hujan deras ketinggian air melebihi 20 cm. Sehingga luas pertanaman 10 hektar itu 90 persen mengalami puso. Namun 90 persen tanaman jagung muda tersebut bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Sedangkan 10 persen sisanya dipanen muda.
Hal sama juga terjadi pada lahan kegiatan jagung hibrida APBN tahun 2020 di lahan gapoktan tani jaya lainnya seluas 20 hektar. Pada umur tanaman sama, ketinggian air juga sama. Namun tanaman yang puso hanya 70 persen dan digunakan untuk pakan ternak. Sementara 30 persen lainnya dipanen muda. (*)
Views: 25
More Stories
Bea Cukai Kudus Musnahkan 6 Juta Lebih Batang Rokok Ilegal dan 96 Liter MMEA Senilai Rp 7, 72 Miliar
Pelajar SMP Diperiksa Kandungan Karbon Monoksida, Cegah Merokok
Tim Relawan Saman’ani-Bellinda Pastikan Tetap Solid