Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) kembali terpilih untuk memimpin organisasi buruh tersebut. Dalam pernyataannya usai terpilih, ia menegaskan bahwa prioritas utama kepengurusannya ke depan adalah memperkuat struktur organisasi, baik di tingkat konfederasi KSPSI maupun federasi-federasi di bawahnya.
“Kita ingin memperkuat organisasinya. SPSI ini konfederasi, dan di bawahnya ada federasi seperti RTMM, LEM, SPTI, KAHUT, PPMI, dan TSK,” ujarnya.
Penguatan federasi ini, menurutnya, penting untuk memastikan perlindungan terhadap hak-hak pekerja. Ia menekankan dua prinsip utama yang menjadi pedoman SPSI: memperjuangkan kepentingan pekerja dan menjaga kelangsungan usaha.
“Kita tidak bisa melindungi pekerja kalau perusahaannya tutup. Maka, perjuangan kita juga harus sejalan dengan keberlangsungan perusahaan,” tambahnya.
Menanggapi isu strategis terkini, ia menyoroti kondisi industri padat karya seperti tekstil dan rokok di wilayah Kudus. Pemerintah pusat disebut telah menyatakan komitmennya untuk memberikan prioritas pada industri padat karya. Namun, bentuk nyata dari prioritas tersebut masih dinanti.
“Di Kudus, selain tekstil, industri rokok juga masuk kategori padat karya. Kita dari RTMM Pusat meminta agar regulasi tentang rokok dievaluasi kembali. Kalau kebijakan saat ini tetap berjalan, apalagi dengan adanya rencana peraturan pemerintah di sektor kesehatan, maka kelangsungan pekerjaan di industri rokok terancam,” jelasnya.
Meski begitu, ia menyebut sektor tekstil di Kudus masih bertahan cukup baik, meski tetap perlu perhatian dan perlindungan dari sisi regulasi dan kebijakan.
Dialog Jadi Solusi Utama Hadapi Masalah Internal
Terkait persoalan di internal perusahaan, Ketua SPSI ini menekankan pentingnya penyelesaian melalui dialog bipartit antara serikat pekerja dan manajemen.
“Kalau sudah ada kesepakatan antara serikat dan manajemen, pihak luar, termasuk kami, tidak bisa ikut campur. Bahkan jika hasil kesepakatan itu mungkin tidak sepenuhnya sesuai peraturan, selama disepakati, itu sah,” tegasnya.
Menanggapi Perpecahan di Tingkat Nasional
Menjawab pertanyaan soal dinamika internal di tingkat nasional, termasuk adanya surat dari pihak yang berafiliasi ke pimpinan Yoris, Ketua SPSI ini menjelaskan bahwa saat ini secara nasional memang ada empat kubu SPSI yang semuanya diakui oleh pemerintah: masing-masing dipimpin oleh Yoris, Jomor, Andi Gani, dan Sarta Ginting.
“Yang menentukan afiliasi itu federasi. Di Jawa Tengah misalnya, ada Pak Edi Rianto yang lebih ke arah Pak Jomor, dan Pak Gedeon Hartoyo yang ke Pak Yoris. Kita di sini ikut Pak Edi karena mayoritas organisasinya RTMM, dan RTMM afiliasinya ke Pak Jomor,” jelasnya.
Namun demikian, ia berharap agar di daerah, khususnya di Kudus, SPSI tidak terpecah agar perusahaan dan pemerintah tidak bingung dalam bermitra.
“Beda afiliasi itu enggak masalah, tapi kalau bisa konfederasinya tetap satu saja di tingkat daerah,” pungkasnya.
Views: 83

More Stories
Ini Pesan Bupati Kudus Untuk Koperasi Desa Merah Putih Jati Wetan
Hari Stroke Sedunia di Kudus Diwarnai Layanan Pemeriksaan Kesehatan dan Senam Bareng
Pura Group bagikan 18.000 nasi kotak di peringatan 2 tahun wafatnya Jacobus