Juni 27, 2025

Kayu Jati Sisa Disulap Jadi Kerajinan Bernilai Jual Tinggi

kesenian

Bupati Kudus Sam'ani Intakoris saat mengunjungi Zumi Art Gallery di acara Car Free Day.

Penggunaan bahan untuk seni kerajinan tidak terbatas bahan yang utuh dan berkualitas tinggi dan berharga mahal. Bahkan, bahan sisa alias tak terpakai dari sebuah industri furnitur pun bisa disulap menjadi kerajinan berharga.

Salah satunya, Fahzumi pemilik Zumi Art Gallery berhasil menyulap kayu jati bekas dari sebuah industri furniture menjadi aneka kerajinan menarik.

Untuk mempromosikannya, dia memanfaatkan program Car Free Day (CFD) yang digelar setiap Minggu pagi di sekitar Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, selalu banyak pengunjung.

Zumi Art Gallery, satu-satunya UMKM yang menawarkan kerajinan tangan etnik dari kayu jati sisa yang menjadi perhatian setiap pengunjung yang melewatinya.

Zumi Art Gallery bukan sekadar lapak UMKM biasa. Di balik tiap gantungan kunci, hiasan dinding, puzzle edukatif, hingga mobil-mobilan kayu yang terpajang rapi, tersimpan kisah inspiratif tentang kreativitas, keberanian mengambil langkah baru, dan kecintaan terhadap budaya lokal.

Sang perintis, Fahzumi, bukan orang baru dalam dunia kayu. Ia telah lebih dari 20 tahun berkecimpung sebagai karyawan perusahaan furniture ekspor-impor di Kabupaten Jepara.

Ketika hasrat untuk pensiun muncul, ia tidak serta-merta ingin beristirahat sepenuhnya. Justru dari tumpukan kayu jati bekas di tempat kerjanya, ide itu muncul.

“Daripada terbuang, saya pikir bisa dijadikan sesuatu yang bernilai. Lalu saya mulai menggambar desain dan kerja sama dengan pengrajin untuk memotong sesuai bentuk,” ujarnya saat dihubungi pada Jumat 23 Mei 2025.

Lahir lah karya-karya bernuansa etnik, mulai dari gantungan kunci bergaya tradisional, hiasan meja, mainan edukatif untuk anak-anak hingga cindramata yang cocok sebagai buah tangan.

Tak hanya indah, produk-produk ini juga mengusung misi lingkungan: mengolah limbah kayu jati menjadi barang bernilai jual tinggi.

Karya Fahzumi pun mendapat perhatian khusus saat Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, meninjau CFD. Bupati yang dikenal dekat dengan masyarakat itu menyempatkan mampir dan berbincang langsung dengan Fahzumi.

“Saya bangga ada warga Kudus yang bisa memanfaatkan limbah menjadi kerajinan bernilai tinggi. Ini harus kita dukung,” ujar Sam’ani.

Sebagai bentuk apresiasi, Fahzumi memberikan salah satu karyanya kepada Bupati Sam’ani. Sebuah hiasan meja berbentuk daun tembakau, simbol dari Kota Kudus yang dikenal sebagai kota kretek.

“Kebetulan saya bawa hiasan berbentuk daun, ya saya kasihkan ke beliau. Daun itu kan simbol khas Kudus juga, dan saya rasa cocok menggambarkan keramahannya terhadap masyarakat,” kata Fahzumi.

Kehadiran Zumi Art Gallery di CFD tidak hanya menjadi etalase karya seni, tapi juga simbol harapan bahwa kreativitas dan keberanian bisa mengubah ‘sampah’ menjadi sumber ekonomi.

Dukungan pemerintah daerah lewat kehadiran Bupati juga menjadi angin segar bagi pelaku UMKM lainnya.

Kini Fahzumi terus berinovasi, dan berharap produknya bisa menembus pasar lebih luas, baik nasional maupun mancanegara.

“Selama ini hanya dijual offline, tapi ke depan saya ingin coba lewat online juga. Karena saya yakin, produk lokal Kudus bisa bersaing,” tandasnya.

Sebagai informasi, karyanya dapat dilihat dan dipesan pada sosial media Instagram “Zumiart_Gallery” dan hadir melapak selama CFD yang bertitik di pertigaan gang 1 depan, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

Views: 42